Soal :
1.
Jelaskan pengertian RTI,??
2.
Coba jelaskan dengan
melihat literature minimal 3 manajemen fads,??
Jawaban :
1.
Rancangan Teknik industri adalah kombinasi dari seni terapan
dan ilmu terapan
, dimana estetika , ergonomi dan kegunaan dari
produk dapat
diperbaiki untuk pemasaran dan produksi Peran seorang desainer industri untuk membuat
dan melaksanakan solusi desain terhadap masalah bentuk, kegunaan, ergonomi
fisik , pemasaran, pengembangan merek dan penjualan.
Istilah "industri" desain sering dikaitkan
dengan desainer Yusuf Claude Sinel
pada 1919 (walaupun ia sendiri menyangkalnya dalam wawancara nanti) tetapi
disiplin mendahului yang oleh setidaknya satu dekade.. Misalnya Deutscher Werkbund
, didirikan pada 1907 dan sebagai awal dari Bauhaus ,
adalah upaya yang disponsori negara untuk mengintegrasikan industri kerajinan
tradisional dan teknik produksi massal, untuk menempatkan Jerman pada pijakan
yang kompetitif dengan Inggris dan Amerika Serikat.
2.
1. Total Quality Management (manajemen kualitas terpadu)
TQM atau Total Quality Management
(Bahasa Indonesia: manajemen kualitas total)
adalah strategi
manajemen
yang ditujukan untuk menanamkan kesadaran kualitas
pada semua proses
dalam organisasi.
Sesuai dengan definisi dari ISO, TQM adalah "suatu pendekatan manajemen untuk suatu
organisasi yang terpusat pada kualitas, berdasarkan partisipasi semua
anggotanya dan bertujuan untuk kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan
pelanggan serta memberi keuntungan untuk semua anggota dalam organisasi serta
masyarakat."
Definisi pendeknya, TQM adalah costumer focus dan company-wide
dengan melakukan
·
aktifitas pendekatan sistem
·
aktifitas pendekatan ilmiah
sehingga untuk menjadi perusahaan yang terunggul sebuah perusahaan
memberikan kepuasan konsumen melalui produk yang dihasilkan dan jasa kemudian
hasilnya untuk meningkatkan unjuk kerja perusahaan.
Filosofi dasar dari TQM adalah "sebagai efek dari kepuasan
konsumen, sebuah organisasi dapat mengalami kesuksesan."
Kendaraan yang digunakan dalam TQM:
1.
Manajemen Harian
2.
Manajemen Kebijakan
3.
Manajemen Cross-functional
TQM telah digunakan secara luas dalam manufaktur,
pendidikan,
pemerintahan,
dan industri jasa,
bahkan program-program luar angkasa dan ilmu pengetahuan NASA.
Di Indonesia, TQM pertama kali
diperkenalkan pada tahun 1980-an dan sekarang cukup populer di sektor swasta
khususnya dengan adanya program ISO 9000. Banyak perusahaan terkemuka
dan perusahaan milik negara telah mengadopsi TQM sebagai bagian dari
strategi mereka untuk kompetitif baik di tingkat nasional mupun internasional.
Tetapi TQM kurang begitu dikenal di sektor publik. Namun kini keadaan
sudah berubah, faktor-faktor yang mendorong sektor swasta untuk beradaptasi
dengan konsep ini, juga memiliki dampak terhadap cara pemerintah menyediakan
pelayanan.
Indonesia kini berada dalam periode
transisi, dari gaya pemerintahan otoriter yang sangat sentralistik menuju ke
gaya pemerintahan bottom-up yang desentralistik, dimana pemerintah daerah
berada dalam proses menerima otonomi daerah. Masa transisi ini berlangsung
dalam masa krisis ekonomi dan restrukturasi yang memaksa pemerintah untuk mengeksplorasi
model-model pengadaan pelayanan alternatif. Sebenarnya, UU No. 22 1999 (mencakup
kepemerintahan daerah) memiliki potensi untuk mentransformasi cara
pemberian pelayanan oleh pemerintah secara dramatis. UU ini bertujuan untuk
memberdayakan pemerintah daerah, menguatkan masyarakat lokal dan meningkatkan
kualitas pelayanan publik. Dalam konteks inilah terdapat peluang yang berharga
untuk memperkenalkan dan melaksanakan TQM.
Dalam pengalaman DELIVERI di
sektor peternakan, TQM telah memainkan peran penting dalam merubah
perilaku dari tingkat petani hingga tingkat manajemen senior. Evaluasi
terhadap pelaksanaan TQM mengidentifikasi peningkatan tingkat kepuasan
pelanggan dan kualitas pelayanan pada program inseminasi buatan di Kabupaten
Bulukumba dan Barru. Di Minahasa, Juru Kesehatan Hewan Masyarakat memenuhi
kebutuhan para petani terhadap perawatan kesehatan hewan dengan biaya
terjangkau.
Namun demikian, penerapan TQM adalah suatu proses jangka panjang dan berlangsung terus menerus, karena budaya suatu organisasi sangatlah sulit untuk dirubah. Faktor-faktor yang membentuk budaya organisasi seperti struktur kekuasaan, sistem administrasi, proses kerja, kepemimpinan, predisposisi pegawai dan praktek-praktek manajemen berpotensi untuk menjadi penghambat perubahan. Terkadang kekuasaan paling penting di sektor publik tidak ditemukan dalam organisasi, tetapi lebih sering terdapat pada sistem yang lebih besar. Sebagai contoh, sistem pendidikan, personalia, peraturan dan anggaran berada di luar kekuasaan organisasi sektor publik.
Namun demikian, penerapan TQM adalah suatu proses jangka panjang dan berlangsung terus menerus, karena budaya suatu organisasi sangatlah sulit untuk dirubah. Faktor-faktor yang membentuk budaya organisasi seperti struktur kekuasaan, sistem administrasi, proses kerja, kepemimpinan, predisposisi pegawai dan praktek-praktek manajemen berpotensi untuk menjadi penghambat perubahan. Terkadang kekuasaan paling penting di sektor publik tidak ditemukan dalam organisasi, tetapi lebih sering terdapat pada sistem yang lebih besar. Sebagai contoh, sistem pendidikan, personalia, peraturan dan anggaran berada di luar kekuasaan organisasi sektor publik.
Selain hambatan-hambatan yang berada
di luar ruang lingkup sebuah organisasi, terdapat kendala lain yang khas di
setiap organisasi, seperti kurangnya akuntabilitas terhadap pelanggan, tidak
jelasnya visi dan misi, penolakan terhadap perubahan dan lemahnya komitmen di
kalangan manajer senior untuk menerapkan TQM.
Potensi keberhasilan TQM sudah
nampak dan dampaknya pun bisa diperlihatkan, sekarang yang dibutuhkan adalah
keputusan untuk melaksanakan TQM. Hal ini mestinya menjadi bagian dari
suatu strategi untuk meningkatkan komitmen lembaga- lembaga publik untuk
memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
2.
Brainstorming
![]() |
Brainstorming sudah
lama dikenal sebagai teknik untuk mendapatkan ide-ide kreatif sebanyak mungkin
dalam kelompok. Bagi yang belum mengenal brainstorming, teknik ini didasarkan
atas empat syarat. Kelompok yang mengikuti brainstorming harus:
·
Menghasilkan ide-ide sebanyak
mungkin
·
Menghasilkan ide-ide yang
segila mungkin
·
Membangun ide dari ide-ide
sebelumnya
·
Menghindari penilaian atas
ide-ide yang dihasilkan
Kelihatannya cara seperti ini memang bisa menghasilkan
ide lebih banyak dibanding harus menghasilkan ide sendirian. Dalam buku yang
terkenal, Applied Imagination karangan Alex Osborn,
teknik brainstorming dikatakan mampu membuat individu menghasilkan ide dua kali
lebih banyak dibanding bila bekerja sendirian.
Apakah itu benar?
Beberapa percobaan dilakukan untuk menguji kesimpulan
Osborn tersebut. Tahun 1958, setahun setelah buku Osborn tersebut diterbitkan,
sebuah penelitian membuktikan bahwa kesimpulan Osborn ternyata salah! Percobaan
lain yang dilakukan tahun 1987 oleh Michael Diehl dan Wolfgang Stroebe dari Tubingen
University di Jerman menghasilkan kesimpulan serupa.
Ide-ide yang dihasilkan brainstorming ternyata tidak
mampu mengalahkan jumlah ide-ide yang dihasilkan oleh ide-ide yang
dikumpulkan masing-masing anggota kelompok setelah mereka diminta bekerja
sendirian.
Mengapa bisa demikian? Ada beberapa kemungkinan di sini.
Kemungkinan pertama adalah apa yang disebut sebagai free rider phenomenon.
Di sini, beberapa anggota kelompok lebih memilih untuk menyimpan pendapatnya
dan membiarkan anggota lain berpartisipasi. Bisa jadi mereka merasa sesi
brainstorming tersebut tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna untuk diri
mereka sendiri. Alasan kedua adalah apa yang disebut dengan evaluation
apprehension. Menurut teori ini, para peserta kemungkinan tidak berani
menghasilkan ide-ide yang benar-benar gila karena kuatir akan ditertawakan di
belakang. Diehl dan Stroebe mengakui adanya pengaruh kedua kemungkinan
tersebut, walau tidak signifikan. Menurut mereka, yang paling berperan adalah
fenomena ketiga yang disebut dengan blocking.
Apa itu blocking? Pada sesi brainstorming, para
peserta akan bergantian mengemukakan idenya. Pada saat ada orang lain yang
berbicara, sementara ada ide yang tiba-tiba muncul di otak Anda, Anda harus
menunggu giliran. Dan karena kapasitas memori jangka pendek (short-term
memory) manusia tidak mampu menghasilkan ide baru sementara masih harus
mengingat ide sebelumnya yang belum dikeluarkan, Anda akan menghabiskan waktu
tanpa mampu menghasilkan ide lebih lanjut. Terkadang, bila giliran untuk
berbicara terlalu lama, bisa jadi Anda malah sudah melupakan ide yang hendak
Anda sumbangkan. Fenomena ini juga didukung oleh fakta bahwa semakin banyak
anggota kelompok yang ikut, semakin sedikit ide yang dihasilkan, bila
dibandingkan dengan jumlah ide yang bisa dihasilkan bila masing-masing anggota
kelompok bekerja sendirian.
Kalau demikian, bukankah brainstorming tidak berguna?
Bukankah lebih baik bila kita bekerja sendirian dulu dan lalu ide-ide tersebut
tinggal dikumpulkan dan digabung? Tentu saja tidak. Kelebihan brainstorming
yang tidak dimiliki oleh kerja sendirian adalah kemampuannya menggabungkan ide
dari beberapa individu. Karena itu yang harus dipikirkan adalah bagaimana
memanfaatkan kelebihan tersebut sambil mengurangi kelemahannya.
Teknik sederhana berikut layak untuk dicoba. Sebelum
sesi brainstorming dimulai, masing-masing peserta diberi secarik kertas dan
diminta bekerja sendirian terlebih dahulu selama 20-30 menit. Minta mereka
mendaftarkan sebanyak mungkin ide yang bisa dihasilkan. Setelah itu barulah
mereka diminta bergabung dalam kelompok sambil membawa daftar tersebut. Untuk
membuat sesi brainstorming menjadi hidup, jangan meminta mereka membaca daftar
tersebut secara kaku. Tetap biarkan diskusi mengalir bebas, dan bila diskusi
kebetulan menyinggung salah satu item pada daftar mereka, barulah item tersebut
dikeluarkan. Minta kelompok terus menerus membangun ide yang satu dari ide
lainnya. Pada akhir sesi, diharapkan semua item pada daftar peserta sudah
dibahas. Dengan cara tersebut, brainstorming akan menghasilkan manfaat
maksimal.
Brainwriting maupun brainstorming
merupakan cara untuk mencari dan menemukan ide. Duh ide mengapa lama tak
nampak. Duh ide janganlah bikin kepala ini botak.

3.
Ekonomi nilai tambah (economic value added)
Dalam corporate finance
, Economic Value Added atau EVA adalah perkiraan dari sebuah
perusahaan keuntungan ekonomi
- menjadi nilai yang diciptakan yang melebihi pengembalian
yang diperlukan dari perusahaan pemegang saham
- di mana EVA adalah laba yang diperoleh oleh perusahaan dikurangi biaya pembiayaan
perusahaan modal . Idenya adalah bahwa pemegang saham keuntungan
ketika kembali dari modal usaha lebih besar dari biaya modal yang; lihat Corporate finance:
manajemen modal kerja . Jumlah ini dapat ditentukan, antara cara
lain, dengan membuat penyesuaian GAAP akuntansi, termasuk dikurangi biaya peluang
modal ekuitas.
Menghitung EVA
EVA Laba Usaha Bersih Setelah Pajak (atau NOPAT ) dikurangi biaya modal uang. Setiap nilai yang
diperoleh oleh karyawan perusahaan atau pengguna produk tidak termasuk dalam
perhitungan. The basic formula is: Rumus dasarnya adalah:

dimana:
·
NOPAT adalah Laba Usaha Bersih Setelah Pajak, dengan
penyesuaian dan terjemahan dengan amortisasi goodwill, kapitalisasi iklan merek
dan lain-lain.
Perhitungan EVA
EVA = (rc) x Modal
EVA = (Modal rx) - (cx Modal)
EVA = Capital (NOPAT-cx
EVA laba usaha = - biaya modal
dimana: r = tingkat pengembalian, dan
c = biaya modal, atau biaya
rata-rata tertimbang modal.
NOPAT adalah laba yang diperoleh dari operasi perusahaan setelah
pajak tetapi sebelum beban pembiayaan dan non-kas-entri pembukuan. Ini adalah
kolam total keuntungan yang tersedia untuk memberikan kembali uang tunai untuk
mereka yang memberi modal bagi perusahaan.
Modal adalah jumlah uang tunai yang diinvestasikan dalam bisnis,
setelah dikurangi penyusutan. Hal ini dapat dihitung sebagai jumlah hutang
berbunga dan ekuitas atau sebagai jumlah aktiva bersih dikurangi kewajiban
lancar tanpa bunga-bearing.
muatan Modal adalah arus kas yang diperlukan untuk mengkompensasi
investor untuk keberisikoan bisnis mengingat jumlah modal yang diinvestasikan.
Biaya modal adalah tingkat pengembalian minimum modal yang
dibutuhkan untuk mengkompensasi investor hutang dan ekuitas untuk risiko
bantalan.
Perspektif lain tentang EVA dapat diperoleh dengan melihat Kembali
sebuah perusahaan Aktiva Bersih (RONA). RONA adalah rasio yang dihitung dengan
membagi NOPAT suatu perusahaan dengan jumlah modal yang mempekerjakan (RONA =
NOPAT / Modal) setelah melakukan penyesuaian yang diperlukan dari data yang
dilaporkan oleh sistem akuntansi konvensional keuangan.
EVA =
(Bersih Investasi) (RONA - kembali wajib minimum)
Jika RONA berada di atas tingkat ambang batas, EVA positif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar