MANAJEMEN PROYEK
- Pengertian dan Fungsi Manajemen
Manajemen
adalah proses merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan kegiatan
anggota serta sumberdaya yang lain untuk mencapai sasaran organisasi
(perusahaan) yang telah ditentukan.
Yang
dimaksud dengan proses ialah
Mengerjakan sesuatu dengan pendekatan yang sistematis. Sedangkan resources/
sumberdaya dapat berupa ( 5 M’s of corporate) :
- Men (sumberdaya manusia)
- Money (dana)
- Machines or Equipment/peralatan)
- Material (bahan)
- Management or Method
(management/Metode).
Fungsi
manajemen adalah :
Ø Merencanakan
berarti memilih dan menentukan langkah-langkah kegiatan yang akan dating yang
diperlukan untuk mencapai sasaran.
Ø Mengorganisir
dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan cara bagaimana
mengatur dan mengalokasikan kegiatan serta sumberdaya kepada para peserta
kelompok (organisasi) agar dapat mencapai sasaran secara efisien.
Ø Memimpin
adalah mengarahkan dan mempengaruhi sumberdaya manusia dalam organisasi agar
mau bekerja dengan sukarela untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Ø Mengendalikan
adalah menuntun, dalam arti memantau, mengkaji dan bila perlu mengadakankoreksi
agar hasil kegiatan sesuai dengan yang telah ditentukan. Dalam fungsi ini
hasil-hasil pelaksanaan selalu diukur dan dibandingkan dengan rencana seperti
anggaran, standar mutu, jadwal penyelesaian pekerjaan dan lain-lain.
Proyek
adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas,
dengan alokasi sumberdaya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas
yang sasarannya telah digariskan dengan jelas.
Ciri-ciri proyek yaitu :
- memiliki tujuan yang khusus,
produk akhir atau hasil akhir.
- jumlah biaya, sasaran jadwal serta
criteria mutu dalam proses mencapai tujuan diatas telah ditentukan.
- Bersifat sementara, dalam arti
umurnya dibatasi oleh selesainya tugas atau proyek.
- Non rutin, tidak berulang-ulang,
jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung.
Tiga kendala (Triple constraint)
Didalam
proses mencapai tujuan suatu proyek ditentukan batasan yaitu :
- Besar biaya ( anggaran) proyek
harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran.
- Jadwal proyek harus dikerjakan
sesuai kurun waktu dan tanggal akhir yang telah ditentukan.
- Mutu produk atau hasil kegiatan
proyek harus memenuhi spesifikasi dan criteria yang dipersyaratkan
Dengan
demikian manajemen suatu proyek ditujukan agar tujuan dari suatu proyek dapat
dicapai :
ü Dalam
waktu yang ditentukan
ü Dalam
anggaran yang tersedia
ü Sesuai
dengan kinerja atau kualitas yang diharapkan.
Pada
umumnya kegiatan proyek bermaksud untuk
mewujudkan atau membangun sisten yang belum ada. Dengan demikian, urutannya
adalah system (fasilitas/produk) dibangun atau diwujudkan dulu oleh proyek,
baru kemudian dioperasikan.
Perbandingan Kegiatan Proyek dengan
Kegiatan operasional :
Kegiatan Proyek
|
Kegiatan Operasional
|
|
|
Kegiatan Utama Proyek Engineering :
1. Tahap konseptual
- Perumusan gagasan
- Kerangka acuan
- Studi kelayakan
2. Tahap Pengembangan dan perencanaan
·
Pendalaman berbagai aspek persoalan
·
Desain engineering dan pengadaan
·
Pembuatan jadwal induk dan anggaran
·
Penusunan strategi penyelenggaraan dan
rencana pemakaian sumberdaya
·
Pembelian dini
·
Penyiapan perangkat dan peserta
3. Tahap Implementasi
·
Mengkaji lingkup kerja proyek, kemudian
membuat program implementasi serta mengkomunikasikan kepada peserta dan
penanggung jawab proyek.
·
Melakukan pekerjaan desain engineering
terinci, pengadaan material dan peralatan, pabrikasi, instalasi atau
konstruksi.
·
Melakukan perencanaan dan pengendalian
aspek biaya, jadwal dan mutu., merekrut TK dan melatihnya.
4. Tahap Terminasi proyek
·
Mempersiapkan instalasi atau produk
beroperasi seperti uji coba start up dan performance test.
·
Menyelesaikan tugas adm dan keuangan
proyek seperti asuransi dan klaim
·
Menyerahkan dokumen proyek kepada
pemilik
·
Menutup laporan.
5.
TAHAP OPERASI ATAU UTILISASI
Tahap ini tidak termasuk
dalam tahapan atau siklus proyek tetapi sudah merupakan bagian dari kegiatan operasional.
Macam-macam Proyek :
Dilihat dari komponen kegiatan utama
maka macam proyek dapat dikelompokkan menjadi :
- Proyek Engineering-Konstruksi
Komponen kegiatan utama jenis proyek ini terdiri dari
pengkajian kelayakan, desain-engineering pengadaan dan konstruksi. Proyek jenis
ini mencakup pembangunan gedung, jembatan, pelabuhan, jalan raya dan fasilitas
industri.
- Proyek Engineering-Manufaktur
Proyek ini dimaksudkan untuk menghasilkan produk baru, yaitu
hasil usaha dari kegiatan proyek. Contoh pembuatan ketel uap, mobil dalam suatu
perusahaan atau pabrik.
- Proyek penelitian dan pengembangan
Proyek penelitian dan pengembangan (research and
development) dilakukan dalam rangka menghasilkan suatu produk tertentu.
- Proyek pelayanan manajemen
Proyek tersebut tidak membuahkan hasil akhir dalambentuk
fisik, tetapi dalam bentuk laporan akhir. Misalnya merancang simtem informasi
manajemen meliputi perangkat lunak maupun keras. Merancang program eff dan
penghematan, diversifikasi dll.
- Proyek capital
Proyek capital meliputi pembebasan tanah, penyipan lahan,
pembelian material dan peralatan pabrik (mesin), manufaktur (pabrikasi), dan
konstruksi pembangunan fasilitas industri.
- Proyek radio telekomunikasi
Proyek ini dimaksudkan untuk membangun jaringan telekomunikasi
yang dapat menjangkau area yang luas dengan biaya yang relative tidak terlalu
mahal.
Timbulnya suatu
Proyek dapat berasal dari beberapa sumber dibawah ini ;
1.
Rencana
Pemerintah misalnya, proyek pembangunan
prasarana, seperti jalan, bendungan, pelabhan dan lapangan terbang yang
tujuannya dititikberatkan pada kepentingan umum dan masyarakat.
2. permintaan pasar
Hal ini terjadi apabila suatu ketika pasar memerlukan
kenaikan jenis produk dalam jumlah besar. Permintaan ini dapat dipenuhi dengan
jalan membangun sarana produksi baru.
3. Dari dalam Perusahaan yang bersangkutan
Hali ini dimulai dengan adanya desakan
keperluan dan setelah dikaji dari segala aspek menghasilkan keputusan untuk
merealisasikannya menjadi proyek. Misalnya : proyek yang bertujuan untuk meningkatkan
eff kerja dan memperbaharui perangkat serta system kerja lama agar mampu
bersaing.
4. Dari kegiatan Penelitian dan
Pengembangan
Dari kegiatan tersebut dihasilkan
produk baru yang diperkirakan akan banyak memberikan manfaat dan peminatnya
sehingga mendorong dibangunnya fasilitas produksi. Misalnya komoditi
obat-obatan dan bahan kimia yang lain.
PERENCANAAN
WAKTU DAN JARINGAN KERJA
Pengelola
proyek selalu ingin mencari metode yang dapat meningkatkan kualitas perencanaan
waktu dan jadwal untuk menghadapi jumlah kegiatan dan kompleksitas proyek yang
cendrung bertambah.
Usaha
tersebut membuahkan hasil dengan ditemukannya Metode bagan balok (bar chart) dan analisis jaringan kerja (net work
analysis) yaitu penyajian perencanaan dan pengendalian, khususnya jadwal
kegiatan proyek secara sistematis dan analitis.
Network planning atau jaringan kerja
merupakan : Sebuah pernyataan secara grafis dari
kegiatan-kegiatan yang diperlukan dalam mencapai suatu tujuan akhir.
Jaringan
kerja merupakan langkah penyempurnaan dari diagram balok, karena dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang belum dapat diselesaikan oleh bagan balok,
diantaranya :
Ø Berapa
lama kurun waktu penyelesaian proyek
Ø Apa
logika ketergantungan antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain
Ø Kegiatan-kegiatan
mana yang bersifat kritis dalam hubungannya dengan penyelesaian proyek.
Ø Apabila
terjadi keterlambatan dalam penyelesaian suatu item kegiatan tertentu apa
pengaruhnya terhadap penyelesaian proyek secara keseluruhan.
Disamping itu jaringan kerja berguna untuk :
Ø Menyusun
urutan kegiatan proyek yang memiliki sejumlah besar komponen dengan hubungan
ketergantungan yang komplek.
Ø Membuat
perkiraan jadwal proyek yang paling ekonomis.
Ø Mengusahakan
fluktuasi minimal penggunaan sumberdaya.
Metode jaringan kerja
yang umum dipakai:
1.
Metode jalur kritis (critical path
method/CPM)
2.
Teknik evaluasi dan review proyek
(Poject Evaluation and review Technnique-PERT)
3.
Metode Precedence diagram (Preceden
Diagram Method-PDM)
Sejak
ditemukannya metode jaringan kerja telah menunjukkan manfaat yang meyakinkan
dalam hal penghematan biaya dan waktu dan meningkatkan efisiensi dan
efektivitas penggunaan tenaga kerja, peralatan dan material. Antara lain
terbukti pada proyek berikut ;
- Pembangunan Pabrik kimia raksasa
milik perusahaan Du Pont de Nomours pada tahun 1958 : telah menghemat $
1.000.000,- dari budget semula % 10.000.000,-
- Proyek peluru kendali POLARIS :
telah mempersingkat jangka waktu pelaksanaan proyek dari 5 tahun menjadi 3
tahun, proyek ini sangat kompleks ribuan konsultan desain engineering,
sub-kontraktor, supplier dan berbagai jawatan pemerintah dan sosial.
Dalam
perkembangannya kemajuan pesat dibidang perangkat computer telah meningkatkan
kegunaan metode jaringan kerja, yang pada dasarnya memerlukan dukungan suatu
perangkat lunak yang mampu memproses data dan melakukan perhitungan dalam
jumlah besar, cepat dan akurat. Hingga saat ini banyak software manajemen
proyek yang dikembangkan berdasarkan ,metode jaringan kerja, diantaranya
Microsoft project dan Pertmaster.
Metode
jaringan kerja memungkin dilaksanakannya Management by Exception, dimana metode
ini dapat dengan jelas mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang bersifat kritis
bagi proyek, teruitama dalam aspek jadwal dan perencanaan, sehingga pengelola
proyek dapat memberikan prioritas perhatian.
Perbandingan
antara metoda CPM, PERT, PDM :
CPM
|
PERT
|
PDM
|
Memakai teknik penyajian secara
grafis dengan memakai diagram anak panah, lingkaran serta kaidah-kaidah dasar
logika ketergantungan dalam menyusun urutan kegiatan pada suatu proyek.
|
||
Activity on Arrow (AOA) : kegiatan
pada anak panah / kegiatan dilambangkan dengan anak panah.
|
Activity on Node (AON) : kegiatan
pada node
|
|
Menggunakan 1 (satu) angka estimasi
bagi tiap kegiatan. CPM banyak digunakan oleh kalangan industri dan
proyek-proyek engineering konstruksi
|
Menggunakan 3 angka estimasi, bagi
tiap kegiatan yaitu optimistic, pesimistik dan yang paling mungkin. Dengan
memberikan rentang waktu ini PERT dapat menampung adanya unsure-unsur yang
belum pasti, kemudian menganalisa kemungkinan-kemungkinan sejauh mana proyek
menyimpang atau memenuhi sasaran jadwal penyelesaian. Sehingga PERT lebih
banyak digunakan pada proyek-proyek penelitian dan pengembangan yang
seringkali memiliki unsure waktu yang belum tentu.
|
Menggunakan satu angka estimasi bagi
tiap kegiatan. PDM menghasilkan jaringan kerja yang lebih sederhana dari CPM
dan PERT, terutama untuk proyek yang kegiatannya perlu dipecah menjadi
sub-kegiatan.
|
Diperkenalkan pada tahun 1957 oleh
suatu tim engineer dan ahli matematika dari perusahaan Du-Pont bekerja sama
dengan Rand Corporation, dalam usaha mengembangkan suatu system control
manajemen.
Sistem dimaksudkan untuk merencanakan
dan mengendalikan sejumlah besar kegiatan yang memilki hubungan
ketergantungan yang kompleks dalam masalah desain engineering konstruksi dan
pemeliharaan. Usaha-usaha ditekankan untuk mencari metode yang dapat
meminimalkan biaya, dalam hubungannya dengan kurun waktu penyelesaian suatu
kegiatan
|
Pada waktu yang hamper bersamaan
pengembangan CPM, secara terpisah Dinas Angkatan Laut Amerika Serikat
mengembangkan pula system control manajemen dalam rangka mengelola proyek
pembuatan peluru kendali Polaris yang melibatkan ribuan konsultan desain
engineering, sub kontraktor, supplier dan berbagai jawatan pemerintah dan
sosial.
|
Konsep dasar PDM diperkenalkan oleh
J.W> Fondahl dari
|
B.
MEKANISME PENYUSUNAN JARINGAN KERJA
1.
Identifikasi lingkup proyek dan
menguraikannya menjadi komponen-komponen kegiatan.
2.
Menyusun komponen-komponen kegiatan
sesuai urutan logika ketergantungan menjadi jaringan kerja. Urutan ini dapat
berbentuk seri dan parallel.
3.
Memberikan perkiraan kurun waktu
masing-masing kegiatan.
4.
identifikasi jalur kritis, float dan
kurun waktu penyelesaian proyek.
5.
Meningkatkan daya guna dan hasil guna
pemakaian sumberdaya :
- Menetukan jadwal yang paling
ekonomis
- Meminimalkan fluktuasi pemakaian
sumberdaya.
Beberapa catatan
terhadap mekanisme diatas :
- Identifikasi lingkup proyek dan
menguraikannya menjadi komponen-komponen kegiatan :
ü Tujuan
memecah lingkup proyek menjadi komponen-komponennya adalah untuk meningkatkan
akurasi perkiraan kurun waktu penyelesaian proyek. Seperti halnya pada proses
perkiraan biaya, yaitu akan memperoleh angka yang lebih akurat bila dilakukan
dengan menganalisis kompone-komponenya secara lebih rinci, disbanding dengan perkiraan
langsung satu lingkup proyek utuh tanpa memecah dan menganalisisnya terlebih
dahulu.
ü Seberapa
jauh pemecahan ruang lingkup proyek ditentukan oleh hal-hal sebagai berikut :
-
Berapa besar akurasi perkiraan waktu
maupun urutan ketergantungan yang diinginkan?
-
Apakah tujuan penggunaan jaringan kerja
yang tersusun dari pemecahan lingkup proyek ?.
Contoh
Penguraian lingkup proyek menjadi komponen kegiatan ;
Proyek Gudang Kerangka Besi
|
||
Uraian level I
|
Uraian level II
|
Uraian level III
|
1. Membuat gambar
2. Membuat Gambar
3. Menyiapkan lahan
4. Membuat Pondasi
5. Pabrikasi ( tiang dan . . Kerangka atap )
6. Mendirikan bangunan
|
1. Gambar bangunan
2. Instalasi listrik
3. Material Bangunan
4. Material Pondasi
5. Menggali tanah
6. Cor pondasi
7. Pabrikasi Tiang
8. Pabrikasi kerangka .
. . atap
9. Mendirikan tiang
10. Membuat dinding
11. Menaikan atap
|
12. Gambar bangunan
13. Instalasi listrik
14.Instalasi Air
15. Material Tinga
16. Material Dinding
17. Material Atap
18. Besi Beton
19. Adukan Beton
20.Memadatkan Tanah
21. Menggali Tanah
22. Cor Pondasi
23. Pabrikasi Tiang
24. Pabrikasi konzen
25.Oabirikasi kerangka
. atap
26. Mendirikan Tiang
27. Menbuat dinding
28. Memasang kusen
29. Memasang kerangka .
atap
30 Menaikan atap
31. Memasang pintu
32. Mengecat
|
4.
Jalur
kritis ialah jalur yang terdiri dari rangkaian
kegiatan dalam lingkup proyek, yang bila terlambat akan menyebabkan keterlambatan
proyek secara keseluruhan. Kegiatan yang berada pada jalur ini ini dinamakan
kegiatan kritis.
5.
Butir a, Ditujukan untuk memilih
berbagai alternative jadwal dilihat dari segi biaya, sedangkan butir b,
berusaha meningkatkan efisiensi pengelolaan proyek, dengan jalan sejauh mungkin
mencegah terjadinya fluktuasi penggunaan sumberdaya, misalnya material ataupun
tenaga kerja resources (manpower, equipment or material).
B. Terminologi dan Kaidah Dasar
Seperti
telah dijelaskan jaringan kerja dapat menggunakan dua bentuk dalam penggunaan
symbol atau lambang :
Ø Kegiatan
pada anak panah (Activity on Arrow-AOA )
Disini kegiatan digambarkan sebagai anak panah yang
menghubungkan dua lingkaran yang mewakili dua peristiwa.
Peristiwa/event Peristiwa/event
terdahulu berikutnya
|
|



Kegiatan
Ø Kegiatan
ditulis dala kotak atau lingkaran (Activity on Node-AON)
Anak
panah hanya menjelaskan hubungan ketergantungan antara kegiatan-kegiatan

CPM
dan PERT menggunakan bentuk AOA dan PDM menggunakan AON.
Berikut
yang akan dibahas secara detail adalah bentuk AOA
B. 1. Simbol
Anak panah (arrow)
|
![]() ![]() ![]() |
![]() ![]()
-Kegiatan
ini memerlukan jangka waktu tertentu (duration), dengan pengggunaan sejumlah
sumber tenaga, peralatan, bahan dan biaya (resources)
-Panjang
dan kemiringan anak panah tidak mempunyai arti tertentu (tidak berskala)
-Arah
anak panah menunjukkan arah kegiatan dengan arah dari kiri kekanan.
-Contoh
kegiatan : Menggali pondasi, mengecor kolom, membuat kunsen, memasang
dinding, memasang atap dll.
|
Lingkaran (Node)
|
![]() |
-Melambangkan kejadian
-Ini merupakan ujung dari pertemuan dari satu atau lebih
kegiatan
-Contoh kejadian : Kegiatan menggali pondasi dimulai,
kegiatan mengali pondasi selesai, kegiatan memasang atap dimulai, kegiatan
memasng atap selesai.
|
Anah panah terputus-putus
|
![]() ![]() |
-Melambangkan kegiatan semu/dummy
-Kegiatan semu digunakan untuk membatasi mulainya
kegiatan-kegiatan atau penghubung kejadian atau peristiwa.
-Perbedaan dummy dengan activity ialah bahwa dummy tidak
mempunyai duration dan tidak memerlukan resources (manpower, equipment or
material)
|
B.2. Beberapa Bentuk Hubungan Kegiatan
Untuk setiap kegiatan akan selalu timbul pertanyaan ;
a.
Kegiatan-kegiatan apa yang mendahuluinya?


b.Kegiatan-kegiatan
apa yang langsung mengikutinya?

A
c.Kegiatan-kegiatan
apa yang dapat berjalan bersamaan
![]() |
|||
![]() |
|||
![]() |
|||
![]() |
|||
d.Apa yang membatasi/menetukan saat mulai suatu kegiatan
e.Apa yang membatasi/menentukan saat selesai suatu kegiatan.
Secara umum hubungan ketergantungan antar kegiatan dapat
dijelaskan dalam empat bentuk dasar berikut :
1.
Kegiatan B Mulai setelah A selesai
![]() |
![]() |
![]() |


2.
Kegiatan B dan C dapat dimulai kalau A selesai (kegiatan memencar)






3.
Kegiatan C dan D dapat dimulai setelah kegiatan A dan B selesai
![]() |








B D
4.
Kegiatan C dimulai setelah A dan B selesai, kegiatan D dimulai setelah B
selesai ( kegiatan dengan satu dummy)

Contoh
network planning : Regional Plan Suatu Daerah
Beberapa
ketentuan umum dalam menyusun diagram Network Planning :
Ø Harus
jelas dan mudah dibaca
Ø Harus
dimulai dari suatu kejadian (event) dan diakhiri pada suatu kejadian
Ø Anak
panah digambarkan dengan garis lurus (boleh garis patah akan tetapi tidak boleh
garis lengkung)
Ø Kecuali
dalam hal khusus, panjang anak panah tidak ada kaitannya dengan lamanya kurun
waktu.
Ø Harus
dihindari perpotongan antar anak panah
Ø Tidak
boleh ada dummy yang tidak perlu
Ø Nama
kegiatan ditulis diatas anak panah
Ø Durasi
kegiatan ditulis dibawah anak panah
Ø Satuan
waktu yang digunakan satu jenis; jam, hari, minggu, bulan dll.
B.3. Kurun Waktu
Kegiatan
Kurun waktu merupakan : Lama waktu yang diperlukan untuk
melakukan kegiatan dari awal samapai akhir, yang dihitung dengan menggunakan
formula sebagai berikut ;

Jumlah tenaga kerja
= Volume pekerjaan

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memperkirakan kurun waktu kegiatan
:
- Angka perkiraan hendaknya bebas
dari pertimbangan pengaruh kurun waktu kegiatan yang mendahului atau yang
terjadi sesudahnya. Misalnya kegiatan memasang pondasi tergantung dari
tersedianya semen, tetapi dalam memperkirakan kurun waktu memasang pondasi
jangan dimasukkan faktor kemungkinan terlambatnya penyediaan semen.
- Angka perkiraan kurun waktu
kegiatan dihasilkan dari asumsi bahwa sumber daya tersedia dalam jumlah
normal.
- Pada tahap analisis, angka
perkiraan ini dianggap tidak ada keterbatasan jumlah sumberdaya, sehingga
memungkinkan kegiatan dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan atau
parallel. Sehingga penyelesaian proyek lebih cepat disbanding bila
dilaksanakan secara berurutan atau secara seri.
- Gunakan hari kerja normal, jangan
dipakai asumsi lembur, kecuali kalau hal tersebut dilaksanakan secara
khusus untuk proyek yang bersangkutan sehingga dapat diklasifikasikan
sebagai hal normal.
- Bebas dari pertimbangan mencapai
target jadwal penyelesaian proyek, karena dikhawatirkan akan mendorong
untuk menentukan angka yang disesuaikan dengan target tersebut.
- Tidak memasukkan angka kontingensi
untuk hal-hal seperti adanya bencana alam, pemogokanataupun kebakaran.
Pengaruh cuaca
merupakan salah satu hal yang sulit diduga, dan karena memerlukan perhatian yang
khusus. Dalam memperhitungkan pengaruh cuaca dalam memperkirakan kurun waktu
kegiatan dikenal pendekatan-pendekatan sebagai berikut ;
Ø Tidak
memasukkan faktor cuaca kedalam perkiraan kurun waktu masing-masing item
kegiatan, tetapi pengaruh cuaca diperhitungkan kedalam kurun waktu proyek
secara keseluruhan.
Misalnya suatu proyek akan selesai dalam waktu 150 hari,
kemudian diperkirakan akan terjadi keterlambatan akibat pengaruh cuaca selama
20 hari. Maka diperhitungkan kurun waktu penyelesaian proyek menjadi 170 hari.
Ø Memasukkan
faktor cuaca kedalam masing-masing item kegiatan.
Pendekatan ini berpotensi memberikan perkiraan yang lebih
akurat, akan tetapi memerlukan usaha yang lebih besar.
D.
Metode Jalur Kritis (Critical Path Method-CPM)
Pada
metode CPM dikenal adanya jalur kritis, yaitu jalur yang memiliki rangkaian
komponen-komponen kegiatan dengan total jumlah waktu terlama dan menunjukkan
kurun waktu penyelesaian proyek yang tercepat. Jadi jalur kritis terdiri dari
rangkaian kegiatan kritis , dimulai dari kegiatan pertama sampai kegiatan
terakhir proyek. Makna jalur kritis penting bagi pelaksana proyek, karena pada
jalur ini terletak kegiatan-kegiatan yang bila pelaksanaannya terlambat akan
menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan. Kadang-kadang dijumpai
lebih dari satu jalur kritis dalam jaringan kerja.
D1.
Terminologi
Setelah
data ditentukan network planning dengan logika ketergantungan antar kegiatan,
maka selanjutnya dtinjau kurun waktu (duration) pelaksanaan kegiatan dan
menganalisis network diagram untuk mendapatkan waktu terjadinya masing-masing
kegiatan.



![]() |
|||
![]() |

ES/earliest
start EF/earliest
finish
![]() |
![]() |






LS/latest
start LF/Latest finish
TE=E
|
Earliest Time of occurrence
Waktu paling awal pristiwa dapat terjadi
|
TL=L
|
Latest time of Occurrence
Waktu paling akhir peristiwa dapat terjadi
|
ES
|
Earliest Start Time
Waktu mulai paling awal suatu kegiatan
|
LS
|
Latest start time
Waktu mulai paling akhir suatu kegiatan
|
EF
|
Earliest finish time
Waktu mulai paling awal suatu kegiatan
|
LF
|
Latest finish time
Waktu selesai paling akhir suatu kegiatan
|
D
|
Duration
Kurun waktu suatu kegiatan
|
D.2 PERHITUNGAN
Perhitungan Maju
Perhitungan maju dimaksudkan untuk mengetahui waktu atau
tanggal paling awal kita dapat memulai atau mengakhiri kegiatan proyek.
|
||
AT-1. Kecuali kegiatan awal, suatu kegiatan baru dapat
dimulai bila kegiatan yang mendahuluinya (predecessor) telah selesai.
|
E (1) = 0
|
|
AT-2. Waktu selesai paling awal suatu kegiatan = waktu
mulai paling awal ditambah kurun waktu kegiatan yang bersangkutan.
|
EF=ES + D
EF (i-j) = ES(i-j) + D (i-j)
|
|
AT-3. Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan
terdahulu yang berkaitan, maka waktu mulai paling awal (ES) kegiatan tersebut
adalah sama dengan waktu selesai paling awal (EF) yang terbesar dari kegiatan
terdahulu.
|
Bila EF(c) > EF(b) > EF(a), maka ES (d) = EF (c)
|
|
Perhitungan Mundur
Perhitungan mundur dimaksudkan untuk mengetahui waktu atau
tanggal paling akhir kita masih dapat memulai atau mengakhiri kegiatan proyek
tanpa menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan.
|
||
AT-4. Waktu mulai paling akhir suatu kegiatan adalah sama
dengan waktu selesai paling akhir dikurangi kurun waktu berlangsungnya
kegiatan yang bersangkutan.
|
LS = LF - D
|
|
AT-5. Bila suatu kegiatan memiliki (memecah menjadi) 2
atau lebih kegiatan-kegitan berikutnya (successor), maka waktu selesai paling
akhir (LF) dari kegiatan tersebut adalah sama dengan waktu muli paling akhir
(LS) kegiatan berikutnya yang terkecil.
|
LS(b) < LS(c) < LS(d), maka LF(a) = LS(b).
|
|
Catt : Duration /waktu dalam network
planning adalah hari kerja
D.3
Contoh Perhitungan CPM
Sebuah
proyek terdiri atas kegiatan-kegiatan sebagai berikut ;
No
|
Kode Kegiatan
|
Durasi
|
Predecessor
|
1
|
A
|
8
|
-
|
2
|
B
|
7
|
A
|
3
|
C
|
12
|
J,B
|
4
|
D
|
18
|
C
|
5
|
E
|
12
|
-
|
6
|
F
|
25
|
E
|
7
|
G
|
13
|
F
|
8
|
H
|
9
|
-
|
9
|
I
|
15
|
H
|
10
|
J
|
4
|
E
|
11
|
K
|
11
|
E
|
12
|
L
|
4
|
I,K
|
13
|
M
|
19
|
F,L
|
Tentukan
:
1.
Diagram network planning dari proyek
tersebut.
2.
Dengan memperhitungkan durasi
masing-masing kegiatan, tentukan jalur kritis dari proyek tersebut.
E.
Teknik Evaluasi dan Review Proyek ( Project Evaluation and review
Technique-PERT)
Bentuk
lain dari perencanaan dan pengendalian jadwal proyek dengan menggunakan metode
Network Planning adalah PERT .
CPM
|
PERT
|
1. Memperkirakan waktu komponen kegiatan proyek dengan
pendekatan deterministic yang mencerminkan adanya kepastian
|
1. Direkayasa untuk menghadapi situasi dengan kadar
ketidakpastian (uncertainty) yang tinggi pada aspek kurun waktu kegiatan.
|
2. Waktu pelaksanaan kegiatan ditentukan dengan satu
perkiraan waktu tertentu.
|
2. Waktu pelaksanaan kegiatan ditentukan dalam rentang
(range) dengan memakai tiga angka estimasi.
|
3. Activity oriented (berorientasi kepada kegiatan )
|
3. Event Oriented (berorientasi kepadakegiatan)
|
4. Float
|
4. Slack
|
5. Menggunakan deterministic duration time
|
5. Menggunakan probabilistic duration time yaitu :
1. a=optimistic duration time, waktu tersingkat untuk
menyelesaikan suatu kegiatan
2. m= most likely duration time, kurun waktu paling
mungkin /waktu paling sering terjadi untuk menyelesaikan suatu kegiatan.
3. b= pessimistic duration time, waktu terlama untuk
menyelesaikan suatu kegiatan.
|
Ø Teori
Probabilitas
Tujuan menggunakan tiga angka estimasi diatas adalah untuk
memberikan rentang waktu yang lebih lebar dalam melakukan estimasi kurun waktu
kegiatan dibandingkan satu angka deterministic. Teori probabilitas dengan kurva
distribusinya akan menjelaskn tiga angka tersebut.
Teori probabilitas bermaksud mengkaji dan mengukur
ketidakpastian (uncertainty) serta mencoba menjelaskan secara kuantitatif.
Diumpamakan satu kegiatan dikerjakan secara berulang-ulang
dengan kondisi yang dianggap sama. Sumbu horizontal menunjukkan waktu selesai
pada kurun waktu yang bersangkutan. Selanjutnya titik-titik yang menunjukkan
lama penyelesaian dan frekuensinya itu dihubungkan sehingga membentuk garis
lengkung yang disebut dengan Kurva
Distribusi Frekuensi Kurun Waktu Kegiatan X.
Notasi
a, m, b dapat dijelaskan dari kurva tersebut. Kurun waktu yang menghasilkan
puncak adalah m, yaitu kurun waktu yang paling banyak terjadi (most likely
time). Adapun angka a dan b terletak hamper diujung kiri dan kanan dari kurva
distribusi, yang menandai batas lebar rentang waktu kegiatan. Kurva distribusi
kegiatan tersebut umumnya berbentuk asimetris dan disebut kurva Beta.
Ø Estimasi Angka angka a, b, m
ü Estimator
perlu memahami fungsi dari a, m, b dalam hubungannya dengan perhitungan dan
pengaruhnya dalam metode PERT.
ü Proses
estimasi a, m, b bagi masing-masing kegiatan jangan sampai dipengaruhi oleh
target waktu penyelesaian proyek.
ü Bila
tersedia data-data pengalaman masa lalu (historical record), maka dapat
digunakan untuk bahan pembanding. Dengan syarat data-data tersebut cukup banyak
secara kuantitatif dan kondisi kedua peristiwa tersebut tidak banyak berbeda.
Ø Kurva Distribusi dan Kurun Waktu yang Diharapkan
( te)
Setelah
menentukan estimasi angka-angka a,m, b maka tindakan selanjutnya adalah
merumuskan hubungan ketiga angka estimasi tersebut menjadi satu angka yang
disebut dengan te (expected duration time), kurun waktu yang diharapkan.
Rumus : te = a + 4m + b / 6
Ø Deviasi
Standar Kegiatan dan Varians Kegiatan V (te)
Estimasi kurun waktu kegiatan dengan memakai metode PERT
memakai rentang waktu . Rentang waktu ini menandai derajat ketidakpastian yang
berkaitan dengan proses estimasi kurun waktu kegiatan. Berapa besarnya
ketidakpastian ini tergantung pada besarnya angka yang dipekirakan untuk a dan
b.
Deviasi Standar Kegiatan :
S = (1/6) . (b – a)
Varians Kegiatan :
V(te) = S2 = ( ( 1/6) . ( b – a)
)2
Apa makna dari S dan V(te) ;
Kegiatan dengan te yang sama, akan
tetapi dengan nilai V(te) yang berbeda, menunjukkan derajat ketidakpastian yang
berbeda.
Ø Target
jadwal Penyelesaian (TD)
Pada
penyelenggaraan proyek sering dijumpai sejumlah tonggak kemajuan dengan target
jadwal atau tanggal penyelesaian yang telah ditentukan. Pimpinan proyek atau
pemilik proyek seringkali menginginkan suatu analisa untuk mengetahui
kemungkinan atau kepastian pencapaian target jadwal tersebut. Hubungan antara
waktu yang diharapakan (TE) dengan target T(d) pada metode PERT dinyatakan
dengan z dan dirumuskan sebagai berikut :
Deviasi z = T(d) – TE / S
Ringkasan
Perhitungan TE (proyek selesai) dan Kemungkinan (%) Mencapai Td (Target yang
Diingini) :
a.
Memberikan angka estimate a, b, m
kepada masing-masing komponen kegiatan.
b.
Menghitung te untuk masing-masing
komponen kegiatan.
c.
Mengidentifikasi kegiatan kritis. Hitunglah
kurun waktu penyelesaian proyek yaitu TE = Jumlah te kegiatan-kegiatan kritis.
d.
Tentukan varians untuk masing-masing
kegiatan kritis pada jalur kritis terpanjang menuju titik peristiwa TE yang
dimaksud. Dipakai rumus V(TE) = Jumlah V(te) kegiatan kritis.
e.
Sebagai langkah terakhir untuk
menganalisis kemungkinan mencapai target T(d) dipakai rumus :
,z = T(d) – TE / S
Dimana S2 = V (TE)
f.
Dengan menggunakan tabel cumulative
normal distribution function, dapat ditentukan probabilitas (%) selesainya
proyek pada target T(d).
JADWAL DAN SUMBERDAYA
Sebelumnya kita telah membahas jalur
kritis dalam suatu jaringan kerja yang menunjukkan waktu paling cepat penyelesaian proyek, dan kelonggaran yang mengidentifikasi
kapan suatu kegiatan paling lambat diperbolehkan, tanpa menganggu jadwal proyek
secara keseluruhan.
Setelah perencanaan jadwal proyek
selesai dihitung, kadang-kadang muncul pertanyaan apakah waktunya tidak dapat
dipercepat dengan menambah sumberdaya atau biaya dalam batas-batas yang masih
dianggap ekonomis.
Dalam bahasan ini kita membahas hal-hal sebagai berikut :
a. Mencari hubungan jadwal biaya yang
ekonomis
b. Menyusun jadwal dengan keterbatasan
sumberdaya
c. Meratakan pemakaian sumberdaya.
Ø
MEMPERSINGKAT
WAKTU PENYELESAIAN
Jadi tujuan utama
dari program mempersingkat waktu adalah memperpendek jadwal penyelesaian
kegiatan atau proyek dengan kenaikan biaya yang minimal.
Rumus Perhitungan
Untuk menganalisis hubungan antara waktu dan
biaya suatu kegiatan dipakai defenisi sbb :
·
Kurun
waktu normal adalah kurun waktu yang diperlukan untuk melakukan kegiatan sampai
selesai dan dengan cara yang efisien, tetapi tanpa mempertimbangkan kerja
lembur dan usaha-usaha khusus lainnya, seperti menyewa peralatan yang lebih
canggih.
·
Biaya
normal adalah biaya langsung yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan
dengan kurun waktu normal.
·
Kurun
waktu dipersingkat (crash time) adalah waktu tersingkat untuk menyelesaikan
suatu kegiatan yang secara teknis masih mungkin. Disini dianggap sumberdaya
bukan merupakan hambatan.
·
Biaya
untuk waktu dipersingkat (crash cost) adalah jumlah biaya langsung untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan kurun waktu tersingkat.
Biaya

Wkt dipersingkat waktu normal
Hubungan
antara waktu dan biaya dapat digambarkan dalam bentuk grafik. Seandainya
diketahui bentuk kurva waktu-biaya suatu kegiatan, yaitu dengan mengetahui
berapa slope dan sudut kemiringannya maka bisa dihitung berapa besar biaya
untuk mempersingkat waktu satu hari dengan rumus :
Slope
biaya =Biaya dipersingkat – Biaya normal
-----------------------------------------
Waktu normal- waktu
dipersingkat
Langkah-langkah
dalam mempersingkat waktu penyelesaian
proyek ;
1.
Carilah jalur kritis, hitunglah kurun waktu penyelesaian proyek dan float total
untuk semua aktivitas yang trdapat pada proyek.
2.
Membuat tabulasi waktu serta biaya normal dan dipersingkat
3.
Hitung slope biaya kegiatan
4.
Mempersingkat waktu proyek dengan memulai dari aktivitas yang mempunyai biaya
paling minimum.
Dapat
disimpulkan bahwa garis besar prosedur mempersingkat waktu adalah sebagai
berikut :
1.
Menghitung waktu penyelesaian proyek
dan mengidentifikasi float dengan CPM, atau memakai kurun waktu normal.
2.
Menentukan biaya normal masing-masing
kegiatan.
3.
Menentukan biaya dipercepat masing
masing kegiatan
4.
Menghitung slope biaya masing-masing
komponen kegiatan.
5.
Mempersingkat kurun waktu kegiatan,
dimulai dari kegiatan kritis yang mempunyai slope biaya terendah.
6.
Setiap kali selasai mempercepat
kegiatan, teliti kemungkinan adanya float yang dapat dipakai untuk mengulur
waktu kegiatan yang bersangkutan guna memperkecil biaya.
7.
Bila dalam proses mempercepat waktu
proyek terbentuk jalur kritis baru, maka percepat kegiatan-kegiatan kritis yang
mempunyai kombinasi slope biaya terendah.
8.
Meneruskan mempersingkat waktu kegiatan
sampai titik batas mempercepat proyek.
9.
Buatlah tabulasi biaya versus waktu,
gambarkan dalam grafik serta hubungkan titik normal (biaya dan waktu normal) ,
yaitu titik-titik yang terbentuk setiap kali mempersingkat kegiatan sampai
dengan titik bats mempercepat proyek.
10.
Hitunglah biaya tidak langsung proyek,
dan gambarkan pada kertas grafik diatas.
11.
Jumlahkan biaya langsung dan tidak
langsung untuk mencari total biaya sebelum kurun waktu yang diinginkan.
12.
Periksa grafik total biaya untuk
mencapai waktu optimal, yaitu kurun waktu penyelesaian proyek dengan biaya
terendah.
APLIKASI DAN MANFAAT DALAM PRAKTEK :
Program mempersingkat waktu untuk
untuk mencari jadwal proyek yang optimal, yaitu jadwaldengan biaya langsung,
tidak langsung dan total yang minimal, dikenal sebagai least cost scheduling. Progran ini timbul dari berbagai sebab,
misalnya :
ü Karena
terjadi keterlambatan dalam pelaksanaan pekerjaan pada bulan-bulan sebelumnya,
sehingga untuk mencapai jadwal penyelesaian sebelum kontrak, perlu usaha
mempercepat atau memperpendek kurun waktu kegiatan yang tersisa.
ü Karena
perubahan situasi pasar, dimana pemilik proyek setelah pekerjaan berlangsung
beberapa waktu ingin mempercepat penyelesaian proyek dengan memberi premi, agar
produk yang dihasilkan proyek dapat mengisi pasar mendahului saingan.
KETERBATASAN
SUMBER DAYA
Untuk menunjukkan
sejauh mana pengaruh keterbatasan jumlah sumberdaya terhadap jadwal, pada
contoh jaringan kerja dari suatu proyek yang memiliki jumlah sumberdaya
terbatas.
Dengan memakai
perhitungan maju dan mundur dihasilkan :
Jalur kritis : a, b, f, h.
Waktu penyelesaian proyek : 20 hari.
Float total c ; 10 hari.
Float total d, e, g : 3 hari.
- Pekerjaan c memerlukan sumberdaya
yang sama (misalnya, tukang kayu) dengan pekerjaan b, sedangkan sumberdaya
ini terbatas sehingga c harus digeser, yaitu sebagian float totalnya
terpakai dari 10 hari menjadi 3 hari.
- Pekerjaan g memerlukan sumberdaya
yang sama dengan f meskipun sumberdaya ini terbatas sehingga g harus
digeser, yaitu sebagian float totalnya terpakai dari 3 m3njadi 2 hari.
Dengan demikian kegiatan-kegiatan yang berada di jalur d, e, g float
totalnya juga tinggal 2 hari.
Dari contoh diatas dapat ditarik kesimpulan umum sebagai
berikut :
- Keterbatasan sumberdaya akan
mengurangi jumlah float.
- Kemungkinan akan terbentuk
kegiatan kritis baru, disamping yang telah ada sebelumnya (sewaktu memakai
sumberdaya tidak terbatas).
- Disamping tergantung pada hubungan
–hubungan antarkegiatan, float juga tergantung pada keterbatasan
sumberdaya.
Dari ilustrasi singkat diatas, dapat dipikirkan bahwa
keterbatasan yang terlalu besar bisa menimbulkan kesulitan dalam pemakaian
kaidah-kaidah yang mendasari penggunaan jaringan kerja. Misalnya jalur kritis
tidak terletak pada jalur terpanjang, tetapi mungkin dijalur yang memiliki
keterbatasan sumberdaya terparah.
MERATAKAN
PENGGUNAAN SUMBERDYA
Aspek lain yang perlu diperhatikan
dalam hubungan antara jadwal dan sumberdaya adalah usaha pemakaian secara
efisien. Dalam pembahasan ini yang dibahas adalah sumberdaya tenaga kerja,
yaitu salah satu faktor sumberdaya yang terpenting yang sering kali
penyediaanya terbatas, baik karena faktor kualitas ataupun hal-hal lain.
Merekrut, menyeleksi, dan melatih tenaga kerja memerlukan biaya mahal dan
membutuhkan waktu lama sebelum mereka siap pakai. Kita harus usahakan agar
jangan terjadi fluktuasi tenaga kerja. Metode CPM dapat membantu mengatasi
masalah fluktuasi tenaga kerja dengan pemerataan sumberdaya ( resource
leveling)
Kebutuhan
sumberdaya tenaga kerja sebagai berikut :
- Kegiatan a sebanyak 20 orang
selama 6 hari.
- Kegiatan b sebanyak 15 orang
selama 3 hari.
- Kegiatan c sebanyak 15 orang
selama 3 hari.
- Kegiatan d sebanyak 10 orang
selama 3 hari.
- Kegiatan e sebanyak 15 orang
selama 3 hari.
- Kegiatan f sebanyak 35 orang
selama 3 hari.
- Kegiatan g sebanyak 5 orang selama
3 hari.
Jaringan kerja digambarkan dengan skala waktu dan memakai ES
(early start), untuk setiap kegiatan.
KESIMPULAN ;
- Analisis jaringan kerja untuk
menyusun jadwal sejauh ini memakai asumsi bahwa sumberdaya selalu
tersedia dengan jumlah yang cukup, sehingga bukan merupakan faktor yang
harus diperhitungkan. Namun, dalam kenyataansesungguhnya tidaklah
demikian sehingga harus dikaji dampaknya bila ingin memperoleh jadwal
yang realistis.
- Tiga hal yang harus diperhatikan
dalam hubungan antara jadwal dan sumber daya adalah menyusun jadwal yang
paling ekonomis, keterbatasan sumberdaya, dan pemerataan penggunaan
sumberdaya.
- Menyusun jadwal yang ekonomis
dapat dilakukan dengan metode cost and schedule trade-off, yang
menganalisis sejauh mana jadwal dapat diperpendek dengan menambahkan
biaya (langsung) terhadap kegiatan yang kurun waktu pelaksanaan masih
bisa dipercepat dari segi teknis.
- Usaha mempercepat kurun waktu
proyek dimulai dari kegiatan yang terletak di jalur kritis dan slope
terendah. Setiap kali mempercepat penyelesaian komponen harus dianalisis
dampaknya terhadap biaya, untuk mengetahui TDP ( Titik Proyek
Dipersingkat). Setelah melewati titik ini tidak akan diperoleh
pengurangan waktu lagi meskipun dilakukan penambahan biaya.
- Salah satu cara untuk menentukan
total biaya proyek yang optimal adalah dengan menjumlahkan kurva biaya
langsung dan biaya tidak langsung.
- Keterbatasan sumberdaya dapat
mempengaruhi jadwal proyek, seperti berkurangnya besar float total dan
terbentuknya jalur kritis baru. Bahkan bila keterbatasannya terlalu besar
akan sulit menerapkan kaidah-kaidah jaringan kerja, seperti menyangkut
penentuan jalur kritis.
- Pemerataan pemakaian sumberdaya
bermaksud mengurangi naik turunnya jumlah tenaga kerja atau peralatan
yang terlalu tajam. Hal ini diusahakan dengan menggunakan semaksimal
mungkin float yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar