BAB III
KOPLING
Kopling
adalah salah satu elemen dengan fungsi utama adalah sebagai penerus daya atau
putaran dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti, di mana
poros tersebut terletak dalam satu sumbu lurus atau sedikit berbeda sumbunya.
Pada
dasarnya kopling dapat dibagi menjadi dua golongan pada prinsip kerjanya yaitu
1. Kopling Tetap / kopling
mati dimana kopling tersebut menghubungkan dua buah poros jika akan memutuskan
atau menghubungkan hubungan tersebut maka kondisi kedua poros dalam keadaan
diam (mesin dimatikan).
2. Kopling tak tetap /
kopling hidup dengan jenis ini kedua pporos dapat dihubungkan atau diputuskan
dengan keadaan mesin hidup atau poros dalam keadaan berputar.
I.
Kopling Tetap
Kopling tetap mencakup
semua kopling kaku yang tidak mengijinkan ketidak lurusan sumbu poros, kopling
luwes yang mengijinkan sedikit ketidak lurusan kedua sumbu poros, dan kopling
universal yang dipergunakan bila kedua poros akan membentu sudut yang cukup
besar.
1. kopling kaku
-
kopling bus
-
kopling flens kaku
-
kopling flens tempa
2. kopling luwes
-
kopling flens luwes
-
kopling karet ban
-
kopling karet bintang
-
kopling gigi
-
kopling rantai
3. kopling universal
-
kopling universal hook
-
kopling universal kecepatan tetap
A.Hal – hal penting dalam
Perencanaan Kopling
1. Pemasangan mudah dan cepat
2. Ringkas dan ringan
3. Aman pada putaran
tinggi ; getaran dan tumbukannya kecil
4. sesedikit mungkin atau
tidak ada sama sekali bagian yang menonjol
5. Dapat mencegah pembebanan
lebih
6. Terdapat sedikit
kemungkinan gerakan aksial pada poros jika terjadi pemuaian karena panas
B. Kopling Kaku
Kopling kaku dipergunakan
bila kedua poros harus dihubungkan dengan sumbu segaris lurus. Apabila terjadi
kedua sumbu tersebut tidak segaris akan mengakibatkan getaran transmisi serta
tidak dapat mengurangi tumbukan yang terjadi. Maka sebelum pemasangan kopling
ini kedua poros harus disetel terlebih dahulu supaya keduanya berada dalam
posisi segaris lurus dengan tepat sebelum baut pengikat dikeraskan atau dikunci
kuat.
Dibawah ini adalah salah
cara untuk memilih kopling tetap jenis flens
1. daya yang ditransmisikan P
(kW) : putaran poros n1 (rpm)
2. faktor koreksi fc
3. daya rencana Pd
(kW)
4. Momen rencana T (kg/mm)
5. bahan poros perlakuan;
Kekuatan tarik σb (kg/mm2) ; apakah ada tangga atau alur
pasak ; faktor keamanan Sf1
dan Sf2
6. tegangan geser poros yang
diijinkan τsa (kg/mm2 )
7. faktor koreksi untuk
puntiran Kt ; faktor
koreksi lenturan Cb
8. diameter poros Ds
9. Diameter luar kopling
felns A (mm) ; Diameter naf (bos) C(mm) ;panjang naf L(mm) : Diameter pusat
baut B9mm) : Diameter baut a (mm) : jumlah baut
10.
Nilai efektif ε :
jumlah baut efektif ne
11.
Tegangan geser baut τb (kg/mm2 )
12.
bahan baut (perlakuan panas); Kekuatan tarik σb
(kg/mm2); faktor keamanan Sfb
faktor koreksi Kb
13.
Tegangan geser baut yang diijinkan τsa (kg/mm2
)
14.
Kb τb
; τba
15.
bahan Flens tebal flens F (mm); kekuatan tarik σb
(kg/mm2); faktor keamanan SfF
faktor koreksi KF
16.
tegangan geser yang diijinkan untuk flens
17.
tegangan geser flen
18.
KF τF ; τfa
19.
Diameter luar kopling flens A (mm) : diameter poros d (mm):
jumlah baut n ; bahan baut ; bahan flens
Dengan cara tersebut
diatas akan didapatkan jenis kopling yang tepat dan aman dipergunakan jika kita
perhatikan urutan diatas terdapat beberapa pengulangan hal tersebut dilakukan
dengan beberapa koreksi demi keberhasilan pemilihan kopling flens.
![]() |
C. Kopling Karet Ban
Peralatan yang
mempergunakan kopling kaku memerlukan
penyetelan yang sangat teliti agar kedua sumbu poros yang akan dihubungkan
menjadi satu garis lurus. Untuk menghindari kesulitan tersebut dapat
dipergunakan kopling karet ban. Kopling dapat bekerja dengan baik meskipun
kedua sumbu poros yang dihubungkan tidak benar – benar berada dalan satu garis
lurus. Selain itu kopling ini dapat meredam tumbukan dan getaran yang terjadi
pada transmisi.
Keunggulan dari kopling
karet ban lainnya adalah pemasangan dan pelepasan dapat dilakukan dengan mudah
dengan jepitan baut pada ban karetnya dan juga dapat menghindari kontak listrik
yang terdapat pada kedua poros karena sifat karet sebagai isolator.

e
θ
Eksentrisitas e Inklinasi θ Kompresi tidak lebih
tidak lebih dari 1 % tidak lebih dari 40 10 % tebal kopling C
diameter kopling
perpanjangan tidak lebih dari 5%
tebal kopling




poros I
poros II
![]() |
![]() |


benang ban
D. Kopling Fluida
Tahun 1905 Fettinger dari
Jerman untuk pertama kalinya membuat kopling yang meneruskan putaran atau daya
dengan media perantara fluida. Dimana kedua poros tidak terdapat hubungan
mekanis dan kopling ini disebut sebagai kopling fluida.
Suatu impeler pompa dan
raner turbin dipasang saling berhadapan, dimana keduanya berada di dalam
ruangan yang berisi minyak .Jika poros input yang dihubungkan dengan impeler
pompa diputar maka minyak akan mengalir dan akan menggerakan raner turbin yang
dihubungkan dengan poros output. Dalam keadaan kerja normal putaran poros output
lebih rendah dibandingkan dengan putaran poros input. Perbedaan putaran ini
disebut slip yang besarnya 2 sampai 5 % dari putaran poros input.
Keuntungan menggunakan
kopling fluida adalah bahwa getaran dari sisi penggerak dan tumbukan dari sisi
beban tidak akan saling diteruskan.
Demikian juga bila terjadi pembebanan lebih mesin penggerak mula tidak akan
terkena momen yang melebihi batas kemampuannya, sehingga umur dari mesin
penggerak menjadi bertambah lama. Selain hal tersebut diatas , diameter poros
dapat dibuat menjadi lebih kecil serta percepatan putaran dapat berlangsung
lebih halus dibandingkan dengan kopling mekanik lainnya.
Momen puntir yang
diteruskan adalah berbanding lurus dengan pangkat lima dari diameter luar kopling dan kwadrat
dari putaran.
Karena sifat sifat
tersebut diatas maka koping ini banyak dipakai sebagai penerus daya pada alat
alat besar, (lokomotif dan sebagainya), baik yang digerakkan motor listrik
maupun motor bakar.


Bermacam – macam kopling
fluida pada saat telah banyak dikembangkan sesuai dengan penggunaanya. Kopling
ini termasuk murah dan sederhana dengan isi minyak yang tetap sebagai fluida
pengantarnya, diantaranya terdapat penyimpan minyak di dalam sirkuit alirannya.
II.
Kopling Tak Tetap
A. Macam – macam Kopling Tak
Tetap
1. Kopling Cakar
Kopling ini
meneruskan momen dengan kontak positip (
tidak dengan perantaraan gesekan) sehingga tidak terdapat slip dalam
mengantarkan putaran / dayanya. Terdapat dua bentuk kopling cakar yaitu :
Kopling cakar persegi yang
dapat meneruskan putaran dengan arah bolak – balik namun kopling ini tidak
dapat dihubung dalam keadaan berputar tapi dapat dilepaskan dalam keadaan
berputar. Dengan demikian tidak dapat dikategorikan sebagai kopliing tak tetap
sepenuhnya.
Kopling cakar spiral dapat
dihubungkan dan dilepaskan dalam keadaan berputar namun arah putarannya hanya
satu arah saja. Karena terjadi tumbukan yang besar pada saat menghubungkan
dalam keadaan berputar , maka cara menghubungkan hanya boleh dilakukan jika
poros penggerak berputar kurang dari 50 rpm.
![]() |
2.
Kopling Plat
Kopling plat adal kopling
dengan menggunakan satu plat atau lebih yang dipasang pada kedua poros serta
membuat kontak dengan poros tersebut sehingga terjadi penerusan daya atau
putaran melalui gesekan antara kedua plat yang dipasang pada kedua poros
tersebut. Konstruksi kopling ini sangat sederhana dan dapat diopersikan dalam
keadaan mesin mati ataupun dalam kedaan berputar. Karena kesederhanaannya ini maka kopling
banyak dipakai terutama pada alat – alat transportasi.
Berdasarkan jumlah plat
yang digunakan kopling ini terbagi menjadi :
a. Kopling plat tunggal.
b. Kopling plat jamak
(banyak)
Berdasarkan keadaan
kerjanya kopling ini dibagi menjadi :
a. Kopling plat kering
b. Kopling plat basah
Berdasarkan pelayanan
kerjanya (pengoperasiannya)
a. Kopling plat manual
b. Kopling plat hidrolis.
c.
Kopling plat neumatik
d. Kopling plat
elektromagnetis
|
|



![]() |
|||||||||
![]() |
|||||||||
|
|||||||||
![]() |
|||||||||
![]() |
Tabel harga μ dan pa untuk permukaan gesek kopling plat
Bahan
permukaan kontak (gesek)
|
μ
|
pa
(kg/mm2)
|
|
Kering
|
dilumasi
|
||
Besi cor dengan besi cor
|
0,10
– 0,20
|
0,08
– 0,12
|
0,09
– 0,17
|
Besi cor dengan perunggu
|
0,10
– 0,20
|
0,10
– 0,20
|
0,05
– 0,08
|
Besi cor dengan asbes (ditenun)
|
0,35
– 0,65
|
-
|
0,007
– 0,07
|
Besi cor dengan serat
|
0,05
– 0,10
|
0,05
– 0,10
|
0,005
– 0,03
|
Besi cor dengan kayu
|
-
|
0,10
– 0,35
|
0.02
– 0,03
|
Kerja penghubung yang
diijinkan dibatasi menurut banyaknya penghubung (dalam hal ini adalah plat
penghubungnya) dalam suatu jangka waktu tertentu. Kenaikan temperatur juga
dibatasi juga umur plat gesek juga sangat perlu diperhitungkan.
Meskipun kopling plat
sangat sederhana sebanyak mungkin segi yang penting harus diperhatikan, agar
kopling dapat bekerja dengan halus dan aman hal ini disebabkan karena kopling
adalah sebagai elemen yang penting.
3.
Kopling Kerucut

|
|
|







![]() |
![]() |
4.
Kopling Friwil
Dalam pemesinan sering
kali diperlukan kopling yang dapat lepas dengan sendirinya bila poros penggerak
mulai berputar lebih lambat atau dalam arah berlawanan dengan poros yang
digerakkan. Kopling yang diperlukan tersebut di atas adalah kopling friwil yang
saat ini banyalk dikembangkan untuk kebutuhan – kebutuhan dalam pemesinan.
![]() |
Jika poros penggerak
berputar berlawanan arah jarum jam, atau jika poros yang digerakkan berputar
lebih cepat dari pada poros penggerak, maka bola atau rol akan lepas dari
jepitan hingga tidak terjadi penerusan daya atau momen. Gerakan ini sangat
banyak digunakan dalam otomatisasi mekenis.
5.
Rem
Rem termasuk jenis mekanik
kopling dengan fungsi utama menghentikan putaran poros dan juga mencegah
putaran yang tidak diinginkan. Efek pengereman terjadi disebabkan oleh gesekan
dan secara elektrik/listrik dengan serbuk magnit, arus pusar, fasa yang dibalik
, arus searah yang dibalik atau penukaran kutub dan lain sebagainya.
Rem dengan gesekan dapat
diklasifasikan sebagai berikut :
a. Rem blok ( tunggal / ganda
)
b. Rem drum
c.
Rem cakra
d. Rem pita
e.
Dan lain sebagainya yang tidak kita bahas disini
Ad. a.1. Rem Blok Tunggal
![]() |
Rem blok tunggal adalah
jenis rem yang paling sederhana yang terdiri dari satu blok rem yang menekan
satu sisi dari drum rem. Pada blok rem biasanya dipasang lapisan rem atau bahan
gesek yang dapat diganti bila telah aus atau habis. Bahan dari drum rem
biasanya terbuat dari besi cor atau baja cor. Blok rem adalah bagian yang
terpenting dimana dulu bahan rem terbuat dari besi cor , baja liat, perunggu ,
kuningan, tenunan asbes, pasta asbes, serat, kulit dan lain sebagainya. Akhir –
akhir ini dikembangkan bahan gesek yang terbuat dari damar, serbuk logam dan
keramik, bahan yang terbuat dari tenunan
terdiri dari tenunan asbes sebagai rangka dengan plsatik cair atau
minyak kering sebagai perekat dan dicetak atau keraskan. Bahan rem harus
memenuhi persyaratan keamanan , ketahanan dan dapat melakukan pengereman dengan
halus, disamping juga tidak melukai permukaan drum dan dapat menyerap getaran
yang ditimbulkan pada saat pengereman.
Ad. a. 2 . Rem Blok
Ganda
Pada rem blok tunggal
terdapat kekurangan yang tidak menguntungkan yaitu penekanan pada satu sisi
pada drum rem, sehingga menimbulkan momen yang besar pada poros roda serta
menggunakan daya tekan yang besar. Kekurangan tersebut dapat diatasi dengan
menggunakan blok rem ganda yang diletakan pada dua sisi drum yang berlawanan
arah, baik dari dalam drum rem ataupun dari bagian luar drum rem. Rem jenis
ini disebut dengan rem blok ganda.
Rem blok ganda dengan
penekanan dari bagian luar drum dipergunakan pada mesin – mesin industri dan
kereta rel. sedangkan rem blok ganda dengan penekan dari dalam drum pada
umumnya dipakai pada kendaraan – kendaraan jalan raya.



|
|
|
|
















Ad .b. Rem Drum
Rem drum pada prinsipnya
sama dengan rem blok ganda hanya saja pada rem drum elemen geseknya terletak
didalam dan paling banyak digunakan pada kendaraan jalan raya. Dengan sistem
penggerak elemem gesek dapat dilakukan secara mekanik (tangan/pijak); hidrolik
; pnumatik ataupun juga secara elektrik.
Ad.c .Rem Cakera
|
|

Ad .d.rem Pita












































|













![]() |
|||||||||||||
|
|||||||||||||
![]() |
|||||||||||||
![]() |
|||||||||||||
|
|
||||||||||||
Pada rem pita tunggal
pengereman bekerja pada saat tuas diberi gaya
f dan menarik pita sehingga pita akan menekan drum dan terjadi gesekan
pengereman, dimana salah satu ujung pita diikatkan pada pengikat.Sedangkan pada
rem dua arah putaran bekerja jika kedua ujung pita ditarik sehingga terjadi
gesekan pita dengan drum rem.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar